WEELCOME

Senin, 30 Juni 2014

Pengaruh Teknologi Game Terhadap Permainan Anak

Awal abad 21 teknologi benar-benar telah merajai kehidupan manusia diberbagai aspek, baik itu pada bidang pendidikan, seni, budaya, hingga kebiasaan manusia dalam berkomunikasi dan berekreasi. Mungkin 20 tahun yang lalu, orang tak menyangka bahwa untuk mengirim pesan kita tak harus lagi mengirim surat secara fisik, namun bisa melalui udara, dalam waktu yang singkat dan tepat sampai tujuan. Mungkin 20 tahun yang lalu, atau jauh kebelakang, para pembuat batik tak pernah membayangkan bahwa cara tradisioanl mereka yang turun temurun, khas, dan kreatif dapat digantikan oleh mesin industri yang statik dan dapat menghasilkan produk dalam waktu singkat dan jumlah yang besar. Dan mungkin 20 tahun yang lalu, tak ada yang pernah membayangkan manusia tak perlu pergi kepasar atau dealer untuk melakukan transaksi, hanya  perlu mengakses satu situs jual beli online, semuanya dapat dilakukan dengan santai dirumah... Dan maih banyak kemungkinan lainnya...

Semua hal itu seolah terasa wajar, seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, saya ingat sekali sewaktu saya masih disekolah dasar, Handphone atau telepon genggam adalah barang yang  "wah", yang memilikinya serasa adalah orang paling kaya sejagat, meskipun itu hanyalah Handphone 3310 atau yang lebih "bahari" lagi, tak ada fasilitas browsing dan kamera, hanya fungsi dasar seperti kontak dan sms, itupun hanya orang-orangnya saja yang mampu memilikinya. Tetapi sekarang? Handphone jenis itu boleh jadi hanyalah kenangan atau barang antik, bahkan Handphone yang "lebih" terasa sangat biasa, dengan smartphone merajalela, dan komputer tablet yang mungkin sedikit lagi menggeser kedudukan Notebook atau laptop. Mungkin beberapa hal diatas dapat mengungkapkan kemajuan teknologi saat ini...
Disamping semua itu, hal yang paling saya sadari mungkin permainan anak-anak yang telah sangat-sangat berubah, pengaruh dari kemajuan teknologi sekarang ini, tak ada lagi anak-anak yang bermain dilapangan luas pinggir jalan atau belakangan sekolah(bahkan lapangannya saja mungkin sudah tidak ada lagi), tak adalagi gundu-gundu sisa-sisa anak-anak yang lupa sehabis bermain kelereng, tak ada lagi anak-anak yang berlarian dijalan-jalan atau gang bermain petak umpet atau lupus, biarpun ada sangatlah jarang, mungkin diperkampungan-perkampungan pinggir kota masih ada yang memainkannya, kalau teknologi belum merambahnya, sedangkan diperkotaan? anda boleh mengontak saya jika melihatnya. Beberapa memandang ini sebagai kemajuan, namun beberapa juga memandang ini sebagai sebuah hal yang negatif, tak ada lagi kebersamaan sewaktu kecil ketika sepulang sekolah, berlarian kelapangan tanpa alas kaki hanya untuk bermain bola plastik, dan tak ada lagi tali dari karet dan congklak bermain anak perempuan. Ironis, semua permainan tersebut dipandang primitif dan "kampungan" oleh anak-anak jaman sekarang
Ketika masa transisi terjadi saya pun sempat berpikir yang serupa, ketika bermain dengan teman-teman saya yang rata-rata anak "gaul",ga suka panas-panasan dan "cekeran" maunya ke mall yang full AC, atau kekaraokean. Yah, semua adalah pengaruh dari teknologi, ketika jaman dulu kita sering keluar rumah untuk bermain banyak hal, bola sepak, enggrang, petak umpet, "ajakan lari" suatu bahasa banjar untuk main  kejar-kejaran, lupus, congklak, lompat tali dan masih buanyaaak lagi permainan yang dimainkan, yang disebut permainan tradisional sekarang ini, meskipun efek capeknya berat, atau bahkan luka-luka, tetapi tetap happy and smile. Tetapi sekarang, anak-anak menghabis kan waktunya untuk bermain game Playstation ataupun game PC dikamar, minimal memainkan jari mereka bermain game Handphone atau Smartphone, atau bahkan Tablet. Tak ada sosialisasi, menyebabkan pergaulan kurang, dan tak mengenal dunia luar. Ada beberapa penyebabnya, selain teknologi, mungkin juga dikarenakan lingkungan yang membuat orang tua berpikir lebih baik anaknya berada didalam rumah, atau kondisi fisik sang anak, atau juga fasilitas yang kurang memadai, bagi sebagian "orang" daripada lapangan nganggur lebih baik dijadiin ruko. Dan sekali lagi hal diatas menegaskan bahwa "sebagian" dari semua hal yang kita anggap positif juga memiliki negatif, termasuk teknologi.
Pengaruh Positif
1. Melek Teknologi
Point yang paling pasti, tak sedikit anak-anak sekarang yang bahkan lebih tahu tentang teknologi daripada orang tuanya, jika sang anak sudah  tahu apa itu internet, Hardware dan Software, orang tua mungkin masih bertanya-tanya apa buat apa itu tombol Enter.
2. Meningkatkan kemampuan belajar
Lupakan sejenak negatif teknologi game yang saya bahas diatas, sebagian game yang dikembangkan juga dapat meningkatakn kemampuan belajar anak, sehingga orang tua tidak perlu memasukan anak-anaknya ke taman bermain pun, mereka bisa belajar dirumah.
3. Meningkatkan imajinasi anak
Game merupakan bentuk imajinasi, sehingga demikian juga dapat meningkatkan imajinasi anak.
4. Kesatuan  dalam komunitas
Dimana ada gula disitu ada semut, dimana ada hal yang disenanginya, disitu anak berkumpul, maka mereka membuat komunitas game, seperti game RPG Online sekarang ini yang menyediakan fitu  Guild  atau Clan didalam gamenya, dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama dalam team anak, mengatasi masalah dan memutuskan bersama.
5. Menghilangkan kejenuhan
Kejenuhan ketika belajar sekolah dapat dikurangi atau dihilangkan dengan bermain game satu jam, saya sendiri membuktikan hal ini.
6. Aman
Sangat kecil kemungkinan anak cedera jika hanya mengoyangkan mouse dan mengetik di keyboard, tak ada lecet, kapalan, salah satu hal orang tua membiarkan anak untuk bermain game dirumah saja.


Dampak Negatif
Dunia ini diciptakan berpasang-pasangan, ada positif ada negatif, maka selain dampak postifnya, Pengaruh Teknologi dalam permainan anak juga memiliki beberapa dampak negatif, yang sebagian sudah saya angkat diatas,  yaitu
1. Kuper atau kurang sosialisasi
Lah, diatas tadi katanya meningkatkan kerja sama? benar, tetapi hanya dalam komunitas mereka saja,diluar itu? pasif sekali, tak ada sosialisasi dengan dunia luar mereka, mereka membentuk dunia mereka sendiri dan mengurung diri, apatis terhadap dunia nyata, bahkan dibeberapa kondisi, jika tak ada komunitas bukan tak mungkin anak menjadi seorang anti-sosial dan lunatic
2. Kecanduan bermain game
Hal yang paling sering kita temui sekarang ini, Game Center adalah tujuan anak setelah pulang sekolah, uang jajan yang harusnya digunakan untuk jajan atau membeli keperluan sekolah, mereka habiskan untuk memenuhi rasa candu mereka, yahh hampir mirip2 narkoba sih.
3. Kesehatan
Seharian didepan komputer, tak makan tak minum, mata fokus kelayar monitor yang menusuk mata, tentu saja dapat mengurangi kebugaran fisik anak,atau bahkan menyebabkan penyakit, seperti miopi atau rabun dekat, silinder, ambeien karena duduk terlalu lama. Kebugaran fisik yang berkurang adalah alasan saya mengangkat point ini.
4. Moral
Mana sih game sekarang yang tak mengenal kekerasan? beberapa game favorit malah menyediakan fitur pemukulan, pembunuhan, pencurian, perampokan, hingga seks, saya sebut secara gamblang saja, jika anda pernah bermain Grand Theft Auto, anda akan menyetujui hal yang saya sebutkan didepan. Lebih jauh, game fighting pun memiliki andil yang cukup besar dalam kekerasan anak, Smack Down, Tekken, atau Def Jam  adalah beberapa game yang mengusung kekerasan yang tanpa bimbingan bisa ditiru oleh anak. Dan yang paling sering saya temukan di game sekarang, adalah tak senonohnya pakaian karakter perempuan didalam game, hampir semuanya menampilkan sisi yang dapat membangkitkan birahi khususnya laki-laki, dan bagi anak-anak dapat menyebabkan peningkatan jumlah hormon dini, atau bahkan kriminalitas pelecehan terhadap teman mereka sendiri.
5. Kriminalitas
Lanjutan beberapa point diatas, jika uang sudah habis, dan orang tua tidak mau memberi lagi, apa yang dapat dilakukan, jika otak mereka sudah tak beres dan juga minim pengarahan, bukan tak mungkin uang dibalik pakaian dapat diambil, atau sekedar uang orang yang ketinggalan digame center,

kriminalitas lainnya mungkin kekerasan,bukan tidak mungkin tawuran sekarang karena mereka terlalu sering bermain PB Online atau Total War series bukan? game-game perang, saya tidak dapat membayangkan mereka mengatur strategi sebelum tawuran, ckckck
6. Kurangnya kreativitas dan imajinasi
Tak semua anak dapat ditingkatkan kreativitasnya, apalagi yang sudah pada level kecanduan, yang mereka tahu cuman main main dan main, mereka tidak peduli dengan apa, bagaimana game dibuat, ditambah beberapa game yang hanya mengandung unsur moral yang rendah, imajinasi dan kreativitas sudah tidak dibutuhkan sperti pecandu narkoba, mereka tak dapat berkreativitas lagi.

TAPI, JANGAN  PESIMIS dulu dengan kemajuan teknologi dalam permainan anak, point-point yang saya angkat diatas hanyalah akibat dari kurangnya pengawasan orang tua, tidak efisiensi waktu yang harus diajarkan dari dini, tidak dapat membedakan maya dan nyata. Hal-hal tersebut yang menyebabkan tidak terkontrolnya anak, jadi sebagai orang tua harus dapat mengawasi bermain anak karena tahap itulah mereka belajar tentang dunia luar, dan bagi anak remaja yang beranjak dewasa, game dapat dijadikan salah satu pengusir kejenuhan bahkan lahan kreatif seperti yang saya sebutkan didampak positif diatas.

Ajarkanlah efisiensi waktu, anak yang mengerti berharganya waktu, maka akan sadar pula perbedaan dunia maya dan nyata, sehingga tidak terlalu terhisap dan kecanduan dengan teknologi, khususnya permainan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar