Awal abad 21
teknologi benar-benar telah merajai kehidupan manusia diberbagai aspek, baik
itu pada bidang pendidikan, seni, budaya, hingga kebiasaan manusia dalam
berkomunikasi dan berekreasi. Mungkin 20 tahun yang lalu, orang tak menyangka
bahwa untuk mengirim pesan kita tak harus lagi mengirim surat secara fisik,
namun bisa melalui udara, dalam waktu yang singkat dan tepat sampai tujuan. Mungkin
20 tahun yang lalu, atau jauh kebelakang, para pembuat batik tak pernah
membayangkan bahwa cara tradisioanl mereka yang turun temurun, khas, dan
kreatif dapat digantikan oleh mesin industri yang statik dan dapat menghasilkan
produk dalam waktu singkat dan jumlah yang besar. Dan mungkin 20 tahun yang
lalu, tak ada yang pernah membayangkan manusia tak perlu pergi kepasar atau
dealer untuk melakukan transaksi, hanya
perlu mengakses satu situs jual beli online, semuanya dapat dilakukan
dengan santai dirumah... Dan maih banyak kemungkinan lainnya...
Semua hal itu seolah terasa wajar, seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, saya ingat sekali sewaktu saya masih disekolah dasar, Handphone atau telepon genggam adalah barang yang "wah", yang memilikinya serasa adalah orang paling kaya sejagat, meskipun itu hanyalah Handphone 3310 atau yang lebih "bahari" lagi, tak ada fasilitas browsing dan kamera, hanya fungsi dasar seperti kontak dan sms, itupun hanya orang-orangnya saja yang mampu memilikinya. Tetapi sekarang? Handphone jenis itu boleh jadi hanyalah kenangan atau barang antik, bahkan Handphone yang "lebih" terasa sangat biasa, dengan smartphone merajalela, dan komputer tablet yang mungkin sedikit lagi menggeser kedudukan Notebook atau laptop. Mungkin beberapa hal diatas dapat mengungkapkan kemajuan teknologi saat ini...
Disamping semua
itu, hal yang paling saya sadari mungkin permainan anak-anak yang telah
sangat-sangat berubah, pengaruh dari kemajuan teknologi sekarang ini, tak ada
lagi anak-anak yang bermain dilapangan luas pinggir jalan atau belakangan
sekolah(bahkan lapangannya saja mungkin sudah tidak ada lagi), tak adalagi
gundu-gundu sisa-sisa anak-anak yang lupa sehabis bermain kelereng, tak ada
lagi anak-anak yang berlarian dijalan-jalan atau gang bermain petak umpet atau
lupus, biarpun ada sangatlah jarang, mungkin diperkampungan-perkampungan
pinggir kota masih ada yang memainkannya, kalau teknologi belum merambahnya,
sedangkan diperkotaan? anda boleh mengontak saya jika melihatnya. Beberapa
memandang ini sebagai kemajuan, namun beberapa juga memandang ini sebagai
sebuah hal yang negatif, tak ada lagi kebersamaan sewaktu kecil ketika sepulang
sekolah, berlarian kelapangan tanpa alas kaki hanya untuk bermain bola plastik,
dan tak ada lagi tali dari karet dan congklak bermain anak perempuan. Ironis,
semua permainan tersebut dipandang primitif dan "kampungan" oleh
anak-anak jaman sekarang
Ketika masa
transisi terjadi saya pun sempat berpikir yang serupa, ketika bermain dengan
teman-teman saya yang rata-rata anak "gaul",ga suka panas-panasan dan
"cekeran" maunya ke mall yang full AC, atau kekaraokean. Yah, semua
adalah pengaruh dari teknologi, ketika jaman dulu kita sering keluar rumah
untuk bermain banyak hal, bola sepak, enggrang, petak umpet, "ajakan
lari" suatu bahasa banjar untuk main
kejar-kejaran, lupus, congklak, lompat tali dan masih buanyaaak lagi
permainan yang dimainkan, yang disebut permainan tradisional sekarang ini,
meskipun efek capeknya berat, atau bahkan luka-luka, tetapi tetap happy and
smile. Tetapi sekarang, anak-anak menghabis kan waktunya untuk bermain game Playstation
ataupun game PC dikamar, minimal memainkan jari mereka bermain game Handphone
atau Smartphone, atau bahkan Tablet. Tak ada sosialisasi, menyebabkan pergaulan
kurang, dan tak mengenal dunia luar. Ada beberapa penyebabnya, selain teknologi,
mungkin juga dikarenakan lingkungan yang membuat orang tua berpikir lebih baik
anaknya berada didalam rumah, atau kondisi fisik sang anak, atau juga fasilitas
yang kurang memadai, bagi sebagian "orang" daripada lapangan nganggur
lebih baik dijadiin ruko. Dan sekali lagi hal diatas menegaskan bahwa
"sebagian" dari semua hal yang kita anggap positif juga memiliki
negatif, termasuk teknologi.
Pengaruh Positif
1. Melek Teknologi
Point yang
paling pasti, tak sedikit anak-anak sekarang yang bahkan lebih tahu tentang
teknologi daripada orang tuanya, jika sang anak sudah tahu apa itu internet, Hardware dan Software,
orang tua mungkin masih bertanya-tanya apa buat apa itu tombol Enter.
2. Meningkatkan kemampuan belajar
Lupakan sejenak
negatif teknologi game yang saya bahas diatas, sebagian game yang dikembangkan
juga dapat meningkatakn kemampuan belajar anak, sehingga orang tua tidak perlu
memasukan anak-anaknya ke taman bermain pun, mereka bisa belajar dirumah.
3. Meningkatkan imajinasi anak
Game merupakan
bentuk imajinasi, sehingga demikian juga dapat meningkatkan imajinasi anak.
4. Kesatuan dalam komunitas
Dimana ada gula
disitu ada semut, dimana ada hal yang disenanginya, disitu anak berkumpul, maka
mereka membuat komunitas game, seperti game RPG Online sekarang ini yang
menyediakan fitu Guild atau Clan didalam gamenya, dapat meningkatkan
kemampuan bekerja sama dalam team anak, mengatasi masalah dan memutuskan
bersama.
5. Menghilangkan kejenuhan
Kejenuhan ketika
belajar sekolah dapat dikurangi atau dihilangkan dengan bermain game satu jam,
saya sendiri membuktikan hal ini.
6. Aman
Sangat kecil
kemungkinan anak cedera jika hanya mengoyangkan mouse dan mengetik di keyboard,
tak ada lecet, kapalan, salah satu hal orang tua membiarkan anak untuk bermain
game dirumah saja.
Dampak Negatif
Dunia ini
diciptakan berpasang-pasangan, ada positif ada negatif, maka selain dampak
postifnya, Pengaruh Teknologi dalam permainan anak juga memiliki beberapa
dampak negatif, yang sebagian sudah saya angkat diatas, yaitu
1. Kuper atau kurang sosialisasi
Lah, diatas tadi
katanya meningkatkan kerja sama? benar, tetapi hanya dalam komunitas mereka
saja,diluar itu? pasif sekali, tak ada sosialisasi dengan dunia luar mereka,
mereka membentuk dunia mereka sendiri dan mengurung diri, apatis terhadap dunia
nyata, bahkan dibeberapa kondisi, jika tak ada komunitas bukan tak mungkin anak
menjadi seorang anti-sosial dan lunatic
2. Kecanduan bermain game
Hal yang paling
sering kita temui sekarang ini, Game Center adalah tujuan anak setelah pulang
sekolah, uang jajan yang harusnya digunakan untuk jajan atau membeli keperluan
sekolah, mereka habiskan untuk memenuhi rasa candu mereka, yahh hampir mirip2
narkoba sih.
3. Kesehatan
Seharian didepan
komputer, tak makan tak minum, mata fokus kelayar monitor yang menusuk mata,
tentu saja dapat mengurangi kebugaran fisik anak,atau bahkan menyebabkan
penyakit, seperti miopi atau rabun dekat, silinder, ambeien karena duduk
terlalu lama. Kebugaran fisik yang berkurang adalah alasan saya mengangkat
point ini.
4. Moral
Mana sih game
sekarang yang tak mengenal kekerasan? beberapa game favorit malah menyediakan
fitur pemukulan, pembunuhan, pencurian, perampokan, hingga seks, saya sebut
secara gamblang saja, jika anda pernah bermain Grand Theft Auto, anda akan menyetujui hal yang saya sebutkan
didepan. Lebih jauh, game fighting pun memiliki andil yang cukup besar dalam
kekerasan anak, Smack Down, Tekken,
atau Def Jam adalah beberapa game yang mengusung kekerasan
yang tanpa bimbingan bisa ditiru oleh anak. Dan yang paling sering saya temukan
di game sekarang, adalah tak senonohnya pakaian karakter perempuan didalam
game, hampir semuanya menampilkan sisi yang dapat membangkitkan birahi
khususnya laki-laki, dan bagi anak-anak dapat menyebabkan peningkatan jumlah
hormon dini, atau bahkan kriminalitas pelecehan terhadap teman mereka sendiri.
5. Kriminalitas
Lanjutan
beberapa point diatas, jika uang sudah habis, dan orang tua tidak mau memberi
lagi, apa yang dapat dilakukan, jika otak mereka sudah tak beres dan juga minim
pengarahan, bukan tak mungkin uang dibalik pakaian dapat diambil, atau sekedar
uang orang yang ketinggalan digame center,
kriminalitas lainnya mungkin
kekerasan,bukan tidak mungkin tawuran sekarang karena mereka terlalu sering
bermain PB Online atau Total War series bukan? game-game
perang, saya tidak dapat membayangkan mereka mengatur strategi sebelum tawuran,
ckckck
6. Kurangnya kreativitas dan
imajinasi
Tak semua anak
dapat ditingkatkan kreativitasnya, apalagi yang sudah pada level kecanduan,
yang mereka tahu cuman main main dan main, mereka tidak peduli dengan apa,
bagaimana game dibuat, ditambah beberapa game yang hanya mengandung unsur moral
yang rendah, imajinasi dan kreativitas sudah tidak dibutuhkan sperti pecandu
narkoba, mereka tak dapat berkreativitas lagi.
TAPI, JANGAN PESIMIS dulu dengan kemajuan teknologi dalam
permainan anak, point-point yang saya angkat diatas hanyalah akibat dari kurangnya
pengawasan orang tua, tidak efisiensi waktu yang harus diajarkan dari dini, tidak
dapat membedakan maya dan nyata. Hal-hal tersebut yang menyebabkan tidak
terkontrolnya anak, jadi sebagai orang tua harus dapat mengawasi bermain anak
karena tahap itulah mereka belajar tentang dunia luar, dan bagi anak remaja
yang beranjak dewasa, game dapat dijadikan salah satu pengusir kejenuhan bahkan
lahan kreatif seperti yang saya sebutkan didampak positif diatas.
Ajarkanlah
efisiensi waktu, anak yang mengerti berharganya waktu, maka akan sadar pula
perbedaan dunia maya dan nyata, sehingga tidak terlalu terhisap dan kecanduan
dengan teknologi, khususnya permainan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar