WEELCOME

Selasa, 01 April 2014

Sejarah Perkembangan Game

Sejarah Perkembangan Game
Ingin mengejar kesuksesan NES, muncul juga perusahaan video game di Jepang yang bernama SEGA. Hingga pada puncaknya di tahun 1988, SEGA merilis console game dengan resolusi yang mengalahkan NES dengan console yang disebut dengan SEGA Genesis. Pertarungan pun semakin sengit dengan gebrakan yang dilakukan oleh Famicom pada tahun 1990. Famicom merilis produk console yang bertujuan untuk menyaingi SEGA Genesis. Console keluaran NES tersebut dinamakan dengan Super Nintendo Entertainment System (SNES).
Walaupun terdapat juga beberapa console yang muncul untuk meramaikan pasar video game saat itu seperti Neo Geo keluaran SNK dan Phillips dengan Phillips CDI nya, SNES dan SEGA Genesis tetap menduduki pertarungan papan atas industri game. Jika SNES tetap bertahan dengan Mario Brosnya, SEGA hadir dengan Sonic The Hedgegognya. Keduanya merupakan game yang sangat menjadi favorit saat itu. Belum lagi pertarungan mereka dalam meningkatkan performa grafis console mereka masing-masing. Jika SNES melakukan improvisasi dengan menyelipkan chip Super FX pada cartridge nya, SEGA juga menggunakan chip SEGA Virtua Processor pada cartridge game-game nya. Pertarungan sengit ini terus berlanjut hingga tahun 1993.

Video Game - Sega Genesis
Sejalan dengan waktu, console video game pun berevolusi. Dari yang sebelumnya menggunakan cartridge, kini menggunakan Compact Disc (CD) sebagai media game nya. Panasonic menjadi pioneer yang memproduksi console bermuatan CD di tahun 1993 dengan tajuk Panasonic 3DO. Harga yang relatif mahal dari console ini meruntuhkan produk itu sendiri. Walaupun tampilan grafis yang ditampilkan sangatlah menakjubkan. Minat masyarakat yang kurang dengan pertimbangan harga tersebut, membuat Panasonic 3DO akhirnya berhenti diproduksi.



Pada tahun 1994, Atari pun kembali muncul untuk melangkahi kesuksesan SNES dan SEGA Genesis. Atari muncul dengan Atari Jaguar yang memilik spesifikasi jauh melebihi SNES dan SEGA Genesis. Sayangnya, pemakaiannya dinilai tidak begitu nyaman oleh masyarakat. Belum lagi disaat yang sama muncul sebuah console yang mencuri minat masyarakat saat itu. Console ini diproduksi oleh Sony dengan nama Playstation. Saat itu Playstation benar-benar merajai pasar video game jauh melebihi kesuksesan Famicom dan SEGA. Famicom dan SEGA pun mencoba untuk bersaing melawan Playstation dengan merilis produk Nintendo 64 dan SEGA Saturn. Tapi tetap saja kelarisannya tidak bisa menyentuh posisi Sony dengan produk Playstation nya. Desain dari controller dari Playstation pun dinilai sebagai desain controller yang paling ergonomis dan nyaman untuk digunakan sampai saat ini.


Sejarah Perkembangan Game



Asal usul permainan video/video game terletak pada awal tabung sinar katoda berbasis pertahanan peluru kendali sistem pada akhir 1940-an. Program-program ini kemudian diadaptasi ke dalam permainan sederhana lainnya di era tahun 1950-an.  Pada akhir 1950-an dan melalui tahun 1960-an, lebih banyak permainan komputer yang dikembangkan (kebanyakan di komputer mainframe), secara bertahap tingkat kecanggihan dan kompleksitasnya pu turut bertambah. Setelah periode ini, video game menyimpang ke berbagai platform: arcade, mainframe, konsol, pribadi komputer dan kemudian permainan genggam.
Perusahaan komersial pertama konsol permainan video adalah Computer Space pada 1971, yang meletakkan dasar bagi industri hiburan baru di akhir 1970-an di Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa.  tapi ini perusahaan tidak bertahan lama ini sebagian besar disebabkan oleh banjir dari video game yang datang ke pasar mengakibatkan keruntuhan total industri game konsol di seluruh dunia, akhirnya menggeser dominasi pasar dari Amerika Utara ke Jepang. Tapi inihanya mempengaruhi pasar game konsol, pasar game komputer sebagian besar tidak terpengaruh.  Generasi selanjutnya dari konsol video game akan terus didominasi oleh perusahaan-perusahaan Jepang.  Walaupun beberapa upaya akan dilakukan oleh Amerika Utara dan perusahaan-perusahaan Eropa, generasi keempat konsol, usaha mereka pada akhirnya akan gagal. . Tidak sampai generasi keenam konsol permainan video akan non-perusahaan Jepang merilis sebuah sistem konsol sukses secara komersial. Pasar telah mengikuti jalan yang sama dengan beberapa kali gagal dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Amerika yang semuanya gagal di luar beberapa keberhasilan terbatas dalam permainan elektronik genggam sejak dini.  Saat ini hanya perusahaan-perusahaan Jepang memiliki sukses besar konsol game handheld, walaupun dalam beberapa tahun terakhir permainan genggam telah datang ke perangkat seperti ponsel dan PDA .



Generasi Pertama
Generasi pertama konsol permainan video berlangsung dari tahun 1972, dengan rilis dari Magnavox Odyssey, hingga 1977, ketika “pong”-style produsen konsol meninggalkan pasar secara massal karena pengenalan dan keberhasilan mikroprosesor berbasis konsol


Generasi kedua

Dalam sejarah komputer dan video game, generasi kedua (biasa disebut sebagai awal era 8 bit atau kurang lebih  4 bit era) dimulai pada tahun 1976 dengan merilis Fairchild Channel F dan Radofin 1292 Advanced Programmable Video sistem. Di era generasi kedua ini yang menjadi primadona konsol game adalah konsol game ATARI. Beberapa contoh konsol game pada generasi kedua dapat dilihat disamping. Dari ki-ka adalah Fairchild Channel F,Atari 2600, Magnavox Odyssey ver. 2 ,  Atari 5200

Generasi Ketiga
Generasi ketiga dimulai pada tahun 1983 dengan dipasarkannya Jepang Family Computer tau lebih dikenal dengan nama FAMICOM(kemudian dikenal sebagai Nintendo Entertainment System di seluruh dunia). Walaupun konsol generasi sebelumnya juga menggunakan 8-bit processor, pada akhir generasi inilah konsol rumah yang pertama kali diberi label oleh mereka “bit”. Ini juga masuk ke mode sebagai sistem 16-bit seperti Mega Drive / Genesis dipasarkan untuk membedakan antara generasi konsol. Di Amerika Serikat, generasi ini di game ini terutama didominasi oleh NES / Famicom. Di era ini pulalah terjadi perang konsol game yang pertama antara perusahaan konsol Nintendo dengan SEGA.

Generasi keempat

Generasi keempat atau biasa disebut dengan era 16 bit,pada generasi ini NES mendapat sambutan hangat di seluruh dunia, dan sebuah perusahaan bernama Sega mencoba menyaingi Nintendo. Pada tahun 1988, Sega merilis konsol next-generation mereka, Sega Mega Drive (yang juga dikenal dengan Sega Genesis). Konsol ini menyajikan gambar yang lebih tajam dan animasi yang lebih halus dibanding NES. Konsol ini cukup berhasil memberi tekanan, tetapi NES tetap bertahan dengan angka penjualan tinggi. Dua tahun berselang, pada 1990, Nintendo kembali menggebrak dengan konsol next-gen mereka, SNES (Super Nintendo Entertainment System). Selama 4 tahun, Nintendo dan Sega menjadi bebuyutan, meskipun ada beberapa produsen seperti SNK dengan NeoGeo-nya, NEC dengan TurboGrafx-16 dan Phillips CD-i, tapi kedua konsol mereka begitu handal dan populer.

Generasi kelima
Generasi kelima atau disebut juga dengan era konsol 32 bit. dimana konsol game yang paling populer pada generasi ini adalah Sony Playstation

Generasi keenam
Generasi keenam ini ditandai dengan munculnya konsol-konsol game next generation dari masing-masing perusahaan seperti SONY, SEGA,Nintendo serta munculnya satu lagi konsol game baru yang diluncurkan oleh Microsoft yang diberi nama Xbox. Perang konsol game ini akhirnya mengakibatkan jatuhnya perusahaan konsol SEGA yang tidak dapat lagi meneruskan konsol next generation(Dreamcast) mereka dan lebih memilih untuk berkonsentrasi dibidang pembuatan game konsol.

Generasi ketujuh

Dikarenakan semakin canggihnya teknologi di bidang teknologi maka kemudian 3 perusahaan konsol terbesar(Sony, Nintendo, dan Microsoft) mengeluarkan kembali konsol next-generation mereka keluaran terbaru. Sony mengeluarkan konsol next-gen yang diberi nama PS3(Playstation 3), lalu Nintendo dengan Nintendo Wii kemudian Microsoft dengan Xbox 360. Pada generasi ini semakin dikembangkan sistem permainan online atau permainan yang melibatkan banyak pemain yang terhubung dengan konsol mereka dan semakin ditinggalkannya permainan single player.

Flappy Bird Game

Sekilas kabar Flappy Bird

Setelah sempat ditarik dari toko aplikasi Google Play Store dan Apple Store, pencipta game mobile Flappy Bird --Dong Nguyen-- mengonfirmasi bahwa game tersebut akan hadir kembali di toko aplikasi. Pernyataan itu disampaikannya melalui Twitter.
Seseorang bernama Robert melalui akun Twitter @painfullpacman awalnya bertanya kepada Nguyen apakah ia berencana menghadirkan kembali Flappy Bird ke App Store. Nguyen lalu menjawab: "Ya, tapi tidak dalam waktu dekat".
Game ini sebelumnya sempat booming dan disorot banyak media. Namun Nguyen tiba-tiba memutuskan untuk menarik game yang membuat kecanduan itu dari toko aplikasi Apple dan Google. Pengembang game berusia 28 tahun yang berasal dari Vietnam itu mengaku stres dan kehidupan pribadinya terganggu karena diburu pers dan 'diusik' para penggemar gamenya.
Rencana untuk menghadirkan kembali Flappy Bird ke perangkat mobile sebenarnya sudah diungkap Nguyen saat diwawancarai Rolling Stone. Saat itu ia mengatakan akan mempertimbangkan untuk kembali menghadirkan Flappy Bird di toko aplikasi.
Namun Anda tampaknya harus bersabar menunggu. Meski Nguyen memastikan game itu akan hadir kembali, namun dia mengatakan tidak dalam waktu dekat. Belum ada kepastian kapan game ini akan dirilis kembali.
Yang pasti, Nguyen akan merilis Flappy Bird dengan sedikit modifikasi. Kabarnya ia akan mengingatkan pemain untuk beristirahat jika memainkan game itu terlalu lama, karena Nguyen tak ingin para gamer Flappy Bird menjadi kecanduan.



Siapa yang menganggap game Flappy Bird mudah dimainkan? Ada pastinya, namun mayoritas di antara kita pasti setuju jika game mobile fenomenal itu sungguh sulit untuk dimainkan. Bahkan tak sedikit yang sukses dibuat kesal oleh game besutan developer asal Vietnam, Dong Nguyen itu.
Menurut yang dilansir laman Business Insider, Rabu (12/2/2014), ternyata Nguyen mengaku memang sengaja membuat Flappy Bird sangat sulit untuk dimainkan. Salah satu alasan utamanya adalah ia tidak memiliki cukup waktu untuk menyediakan banyak level di Flappy Bird karena harus mengurusi pekerjaan hariannya.
Oleh karenanya, Nguyen lebih memilih untuk menciptakan gameplay yang membuat pemainnya kesulitan untuk meningkatkan skor. Dengan begitu, pemain akan terus tertantang dan ia tak perlu menghadrikan konten-konten tambahan (update) baru pada Flappy Bird.
"Saya memiliki pekerjaan harian dan tidak memiliki banyak waktu untuk mengembangkan game, jadi saya harus membuat game yang benar-benar singkat dan sederhana, namun tetap menantang. Setidaknya jika game ini (Flappy Bird) gagal, saya masih bisa mencari nafkah karena memiliki pekerjaan harian yang baik. " ungkap Nguyen.
Aneh memang bila kita melihat keputusan yang diambil oleh Nguyen. Meski Flappy Bird telah menjadi sumber penghasilan yang sangat menjanjikan dengan keuntungan hingga USD 50 ribu atau sekitar Rp 608 juta setiap hari, Nguyen ternyata masih lebih memilih untuk tidak mengorbankan pekerjaan hariannya.
Sebelumnya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Forbes, Nguyen juga telah mengungkapkan alasan sebenarnya kenapa ia memutuskan untuk menarik game besutannya itu dari toko aplikasi. Nguyen menjelaskan bahwa penerimaan mayoritas pengguna terhadap Flappy Bird sudah tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Saat merilisnya, Nguyen mengaku Flappy Bird dirancang hanya untuk mengisi waktu luang, dimainkan selama beberapa menit di waktu santai. Namun akhirnya, game tersebut justru semakin populer dan adiktif. Nguyen merasa ada yang salah dan berbahaya dengan kondisi itu.
Selain itu, ekspos media yang terlalu berlebihan dan sikap 'gila' para penggemarnya diakui menjadi beban tersendiri bagi Nguyen.



Alasan Penarikan Flappy Bird

Penarikan game mobile fenomenal Flappy Bird dari toko aplikasi Google Play Store dan Apple AppStore manyisakan banyak pertanyaan. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Forbes, sang pencipta Flappy Bird, Dong Nguyen, mengungkapkan alasan sebenarnya kenapa ia memutuskan untuk menarik game besutannya itu dari toko aplikasi.
Kepada Forbes Nguyen menjelaskan bahwa penerimaan mayoritas pengguna terhadap Flappy Bird sudah tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Saat merilisnya, Nguyen mengaku Flappy Bird dirancang hanya untuk mengisi waktu luang, dimainkan selama beberapa menit di waktu santai. Namun akhirnya, game tersebut justru semakin populer dan adiktif. Nguyen merasa ada yang salah dan berbahaya dengan kondisi itu.
"Awalnya Flappy Bird didesain hanya untuk dimainkan beberapa menit di waktu santai, tapi game ini malah membuat kecanduan para pemainnya. Aku rasa hal itu akan menimbulkan masalah. Untuk menyelesaikannya, yang terbaik adalah dengan menarik (Flappy Bird) dari toko aplikasi. Untuk selamanya," ungkap Nguyen seperti yang dilansir laman BGR, Rabu (12/2/2014).
Pada kesempatan itu pun Nguyen mengkonfirmasi bahwa masalah pelanggaran hak cipta bukanlah penyebab ditariknya Flappy Bird seperti yang ramai diwartakan belakangan ini. Ia juga mengklaim dirinya sangat yakin dengan apa yang dilakukannya dan tidak akan pernah menyesal.
"Saya pikir ini (penarikan Flappy Bird) bukanlah sebuah kesalahan. Saya telah mempertimbangkannya dengan matang," ujarnya.
Meski mengaku Flappy Bird telah menjadi sumber penghasilan yang sangat menjanjikan dengan keuntungan hingga USD 50 ribu atau sekitar Rp 608 juta setiap hari, sayangnya Nguyen justru merasa saat ini tidak dapat menikmati hidup seperti sebelumnya. Ekspos media yang terlalu berlebihan dan sikap 'gila' para penggemarnya diakui menjadi beban tersendiri bagi Nguyen.
Dan bagi para penggemarnya yang kecewa, Nguyen menyarankan mereka untuk mencoba sejumlah game kloningan Flappy Bird yang kini ramai beredar di toko aplikasi seperti Flappy Plane, Flappy Whale, Flappy Penguin dan Flappy Angry Bird.



Flappy Bird, game yang sedang naik daun dan banyak dibicarakan orang resmi ditarik dari toko aplikasi online Android dan iOS. Kabar ini membuat heboh banyak pihak karena game ini baru merasakan popularitas sebentar saja.
Ya, Flappy Bird memang sedang disorot banyak orang termasuk media. Tanpa diduga, Flappy Bird tiba-tiba menjadi game yang sangat populer di perangkat mobile.
Flappy Bird sebenarnya sudah dirilis sejak tahun lalu, game ini bahkan tidak masuk dalam 'radar' pengamatan para pengguna gadget di App Store. Flappy Bird dikembangkan oleh desainer game bernama Dong Nguyen melalui studio gamenya, DotGears Studio di Vietnam.
Game ini berhasil menembus 50 juta download hanya dalam beberapa hari dan merupakan game paling adiktif sekaligus menyebalkan. Namun ketenaran Flappy Bird langsung sirna. Sang pencipta, Dong Nguyen memutuskan untuk menarik aplikasi game buatannya dari Google Play Store dan Apple App Store. Jadi Anda tidak akan bisa lagi men-download game itu dari toko Android dan iOS.
Memang, Dong pernah mengatakan bahwa ia sudah tidak tahan lagi disorot banyak orang dan media. Spekulasi pun berkembang, berikut beberapa alasan di balik keputusan Dong Nguyen 'membunuh' aplikasi game populer itu dari peredaran, yang kami rangkum dari berbagai sumber.



Kepopuleran Game Flappy Bird dengan Penciptanya

Bersamaan dengan popularitas game mobile Flappy Bird yang semakin meroket, nama penciptanya yaitu Dong Nguyen mendadak jadi selebritis. Kesuksesan Flappy Bird juga menghantarkan Nguyen meraup keuntungan sebesar US$ 50 juta atau sekitar Rp 608 juta per hari dari pendapatan iklan. Namun demikian, pengembang asal Hanoi, Vietnam ini dikenal sangat tertutup dan kerap menghindari media massa.
Ketika ditanya soal latar belakangnya kepada TechCrunch, pria yang lahir pada 11 Januari 1986 ini menegaskan bahwa ia tidak nyaman dengan pertanyaan itu. Bahkan Nguyen pun menolak beberapa permintaan wawancara dengan media.
Tak tahan dengan terpaan media massa yang bertubi-tubi, akhirnya Nguyen memutuskan untuk menarik Flappy Bird dari platform Google Play Sore dan Apple App Store. Langkah tersebut diambil karena ia tidak sanggup lagi menahan tekanan dan stres dalam menghadapi terpaan media terhadap dirinya dan kesuksesan instan Flappy Bird.
Dalam proses pembuatan Flappy Bird, ia mengaku menciptakan game ini hanya dalam waktu dua hingga tiga hari dan meluncurkannya pada Mei 2013 di bawah bendera .Gears (dotGears) Studio.

Latar Belakang


4 Tahun Jadi Pengembang

.Gears merupakan studio pengembang game kecil dan independen yang berbasis di Vietnam. Kebanyakan game yang dirilis adalah game arcade yang memiliki ukuran bite, tersedia di smartphone, tablet dan web-based. Nguyen mengatakan, ia adalah satu-satunya orang di .Gears. ".Gears bukan perusahaan karena di sini cuma ada saya sendiri, tapi saya harus menggunakan istilah 'kami' untuk mempersiapkan perubahan di masa depan," katanya, seperti dikutip dari TechCrunch, Senin (10/2/2014).
Saking tertutupnya, di situs resmi .Gears, Nguyen juga tidak memberi banyak informasi. Ia hanya menampilkan portofolio beberapa game HTML5 dan sedikit gambaran tentang .Gears.
Selain Flappy Bird, .GEARS telah menelurkan beberapa game lainnya yang dapat diunduh di Apple App Store, Google Play Store, dan bermain secara langsung di situsnya. Di antaranya adalah Shuriken Block (iOS, browser), Super Ball Junggling (iOS), Smashing Kitty (browser), dan Droplet Shuffle (browser).
Patut diketahui, Nguyen sebenarnya telah menggeluti dunia game developer sejak empat tahun lalu. Sebagian besar game yang diciptakan bernuansa 8-bit ala Mario di zaman Nintendo, yang kebanyakan adalah game arcade.