WEELCOME

Sabtu, 12 Mei 2012

Manusia dan Pandangan


Pandangan hidup memilki arti sebagai kompas dalam menetukan arah hidup setiap manusia, pedoman manusia dalam bertingkah laku, pendirian manusia dalam mempertahankan prinsip dan pendapat atas pola pikir manusia dalam menilai dan memandang segala bentuk yang tercipta dalam semesta.               
Setiap individu memiliki karakter masing-masing dalam menilai sebuah permasalahan yang akan dijadikannya pelajaran, pegangan hidup dan pedoman yang juga akan membentuk pribadi seorang individu itu. Setiap cara yang dilakukan pasti berbeda alasan dan spesifikasinya mengapa satu orang individu berbeda pendapat dengan individu lainnya terhadap suatu topik permasalahan, karena masing-masing memiliki pendapat dan mereka akan tetap mempertahankan apa yang mereka anggap benar sesuai dengan kenyataan dan bukti yang mendukung argumen masing-masing setiap individu. Tidak hanya itu, individu yang lainnya juga tidak dapat mutlak menyalahkan pendapat individu tersebut karena setiap orang bebas berpendapat dan menilai suatu pokok permasalahan sesuai subyaktifnya mereka memandang.
Bagaimanapun bentuk suatu pandangan hidup itu tergantung pada diri individu itu sendiri. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan ada juga yang memperlakukannya sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya. Pandangan hidup sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik.

Jumat, 04 Mei 2012

Manusia Dan Keadilan

         Pada dasarnya manusia diciptakan sebagai penyeinbang alam semesta ini, jadi dapat disimpulkan bahwa manusia haruslah adil terhadap semua alam semesta ini. Tapi kenyataannya alam semesta ini sudah banyak perubahan karena kerakusan manusia yang tidak memposisikan dirinya masing-masing sebagai penyeimbang alam semesta, karena mereka berebut lahan untuk dimiliki tapi bukan untuk dilindungi demi keadilan tapi hanya demi kekayaan dan egoisme semata. Banyak juga kasus-kasus keadilan atau ketidakadilan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia yang kian lama tidak dapat ditanggulangi lagi. Marilah kita sebagai anak bangsa dapat membina keadilan, mulai saja dari tulisan ini. Memang berat mengerjakannya tapi dosen akan adil pada kita, jika kita mengerjakan maka kita dapat nilai dan begitu pula sebaliknya.
       Seperti contoh berikut, pada suatu hari ada seorang nenek yang mencuri singkong di kebun seorang pengusaha kaya demi memberi makan kepada cucunya dikarenan nenek tersebut sangat miskin. Pada saat mencuri ternyata si pemilik kebun mengetahuinya dan melaporkan kepada kepolisian tentang kasus itu dan dibawa kemeja hijau. Pada saat persidangan dimulai ada perasaan iba hakim dalam memutuskan tindakan bersalah tersebut karena nenek tersebut sangat miskin, tapi dia harus menjalankan pekerjaannya. Dengan terpaksa hakim menghukum denda 1 juta dan menangislah si nenek tersebut, tetapi hakim juga mendenda seluruh peserta sidang 50.000 termasuk hakim dan pengusaha yang melaporkan dikarenakan menerlantarkan nenek dan cucunya sampai kelaparan, sehingga uang denda kurang lebih 1,3 juta diterima nenek tersebut dan membayar denda dan tersisa 300.000 dan persidangan selesai dengan haru.
       Dari kesimpulan di atas dapat disimpulkan banyak hal, dari nenek yang terpaksa untuk mencuri karena miskin dan demi cucunya, namun dihukum denda 1 juta. Sedangkan dari segi pengusaha yang melaporkan dia merasa harus menegakkan hukum yang berlaku tanpa pandang bulu siapapun itu. Yang paling mengejutkan adalah hakim, beliau ada rasa iba namun dia hakim yang harus adil dan menegakkan hukum dan memberikan hukuman pada nenek tersebut tanpa iba, namun beliau juga mendenda seluruh peserta sidah 50.000 karena menelantarka nenek dan cucunya miskin dan kelaparan, sedangkan dalam undang-undang beliau tahu bahwa orang miskin dan anak yatim dipelihara oleh negara. Hingga akhirnya keadilanlah yang menang.

Manusia dan Keindahan


Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik.
Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman  keindahan biasanya bersifat visual atau terdengar, walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah,  sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik.
Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi.
Dalam Keindahan itu ada nilai Intrinsik dan nilai Ekstrinsik. Nilai Intrinsik adalah nilai yang terkandung dari benda atau sesuatu itu sendiri, yang bersifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya dalam suatu tarian, nilai intrinsik itu berupa pesan2 atau mengandung makna tertentu dari keindahan setiap gerakan tarian tersebut. Sedangkan Nilai Ekstrinsik adalah nilai yang berasal dari luar benda atau sesuatu itu sendiri yang bersifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Contohnya bila dalam suatu tarian itu nilai Ekstrinsik berupa kostum dan aksesoris lainnya yang mendukung gerakan tarian tersebut agar terlihat lebih indah.